Jumat, 15 Desember 2017

Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia

Peran Indonesia Dalam Upaya Perdamaian Dunia

Dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dunia, Indonesia memainkan sejumlah peran dalam percaturan internasional. Peran yang cukup menonjol yang dimainkan oleh Indonesia adalah dalam rangka membantu mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Indonesia ikut serta dalam organisasi-organisasi dunia, diantaranya Konferensi Asia-Afrika, Gerakan Non Blok, Milisi Pemeliharaan Perdamaian Garuda, dan ASEAN.

1. Konferensi Asia-Afrika (KAA)

 Konferensi Asia-Afrika (KAA) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia.

A. Latar Belakang

Setelah berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung. Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi maupun kepentingan, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet. Tiap-tiap blok berusaha menarik negara-negara di Asia dan Afrika agar menjadi pendukung mereka. Hal ini mengakibatkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana permusuhan yang terselubung di antara kedua blok itu dan pendukungnya. Suasana permusuhan tersebut dikenal dengan sebutan "perang dingin".
Sementara itu, situasi dalam negeri dibeberapa negara Asia Afrika yang telah merdeka masih terjadi konflik antar kelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan (politik devide et impera) dan perang dingin antar blok dunia tersebut.
Walaupun pada masa itu telah ada badan internasional, yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi menangani masalah-masalah dunia, namun nyatanya badan ini belum berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangkan kenyataannya, akibat yang ditimbulkan oleh masalah-masalah ini, sebagaian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika.

B. Tujuan

Konferensi Bogor menghasilkan 4 (empat) tujuan pokok Konferensi Asia Afrika, yaitu:
1.      Untuk memajukan goodwill (kehendak yang luhur) serta untuk menciptakan dan memajukan perhubungan sebagai tetangga baik;
2.      Untuk mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan negara yang diwakili;
3.      Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme;
4.      Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat¬rakyatnya di dalam dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerja sama di dunia.
C. Tokoh
1.      Ali Sastroamidjojo, SH (Indoensia), Perdana Menteri Indonesia ke-8.
2.      Muhammad Ali Bogra (Pakistan), Perdana Menteri Pakistan pada 1953-1955 dari partai Liga Muslim.
3.      Jawaharlal Nehru (India), Perdana Menteri Independen India pertama.
4.      John Kotelawala (Srilakngka), Perdana menteri ke III Srilangka.
5.      U Nu (Myanmar), Perdana Menteri pertama Myanmar.
D. Peran Indonesia dalam KAA
1.      Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang berlangsung pada tanggal 28 sampai 29 Desember 1954 di Bogor. Konferensi ini sebaagai pendahuluan dari Konferensi Asia-Afrika.
2.      Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung. Dalam Konferensi tersebut beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting, antara lain:
a)      Ketua Konferensi: Mr. Ali Sastroamidjoyo,
b)      Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani,
c)      Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan
d)     Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roseno.

E. Dampak/Hasil KAA

Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang disepakati para peserta sebagai berikut:
1.      Kerja sama Ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan ekonomi, memajukan perdagangan, saling memberikan bantuan teknik dan mendirikan bank-bank.
2.      Kerja sama Budaya, antara lain memajukan kerja sama kebudayaan sebagai jalan terpenting untuk mendapatkan pengertian antara negara-negara Asia-Afrika, memajukan pendidikan dan pengajaran dengan pertukaran pelajar, pelatih dan guru.
3.      Masalah hak asasi manusia, antara lain menjunjung tinggi hak asasi manusia seperti yang tercantum dalam piagam PBB serta menentang ras dikriminasi.
4.      Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, antara lain menentang adanya imperialisme dan menuntut kemerdekaan bagi rakyat Aljazair, Maroko dan Tunisia.
5.       Masalah lainnya, antara lain mengakui hak bangsa arab di Palestina dan menuntut soal Palestina diselesaikan secara damai, menuntut kembalinya wilayah Irian Barat kepada Indonesia.
2.      Gerakan Non-Blok (GNB)
Gerakan Non-Blok (GNB) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun.

  1. Latar Belakang
Faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Gerakan Non Blok:
1) Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.
2) Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara berkembang, sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
3) Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.
4) Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di Kuba secara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.
5) Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar PBB, yaitu:
a. Presiden Soekarno (Indonesia),
b. PM Jawaharlal Nehru (India),
c. Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
d. Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), dan
e. Presiden Kwame Nkrumah (Ghana).

  1. Tujuan
1.      Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat (Blok Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur) dalam perang dingin.
2.      Membendung pengaruh negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara-negara anggota Gerakan Non-Blok.
3.      Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota.

  1. Tokoh
Pendiri/tokoh Gerakan Non Blok ini adalah 5 pemimpin dunia, yaitu:
1.      Josip Broz Tito presiden Yugoslavia,
2.      Soekarno presiden Indonesia,
3.      Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India,
4.      Gamal Abdul Nasser presiden Mesir, dan
5.       Kwame Nkrumah dari Ghana.

  1. Peran Indonesia dalam GNB
1.      Sebagai salah satu negara pemrakarsa. Hal tersebut karena Gerakan Non Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Asia Afrika yang digelar di Bandung, pada tahun 1955.
2.      Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang pertama. Hal ini karena indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan besar mengundang / mengajak negara lain untuk bergabung kedalam GNB.
3.      Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992 - 1995. Pada saat itu (1-6 September 1992) Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta.
4.       Indonesia turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan.

E. Dampak/Hasil GNB

1.      Indonesia semakin diperhitungkan dalam kancah politik dunia.
2.      Kerja sama bilateral maupun multirateral dengan anggota-anggota negara non blok
3.      Transfer informasi dan tekonologi dengan anggota negara non blok.
4.      Dukungan politik atas kedaulatan negara RI.

3. Milisi Pemeliharaan Perdamaian Garuda

Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan Garuda adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957.

A. Latar belakang
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan lembaga tertinggi yang mewadahi negara-negara di dunia. PBB juga menjadi lembaga yang aktif dalam mengupayakan perdamaian dunia dan aktif menyelesaikan konflik antar negara. Indonesia pernah mendapat bantuan dari PBB pada masa revolusi. Pada saat itu, PBB membantu menyelesaikan konflik antara Indonesia-Belanda. PBB juga membantu Indonesia dalam masalah Irian Barat.
Dengan dasar politik tersebut, Indonesia menunjukkan tekad untuk mengupayakan perdamaian dunia. Melalui pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika hingga pembentukan Gerakan Non-Blok, upaya tersebut semakin terlihat. Sejak tahun 1950-an, pemerintah Indonesia mulai diberi kepercayaan untuk turut serta dalam pasukan perdamaian Dewan Keamanan PBB. Pasukan tersebut terdiri atas pasukan dari berbagai negara. Indonesia mengirim suatu pasukan yang kemudian dinamakan Kontingen Garuda atau Konga.

B. Tujuan
Membantu mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri. Sampai tahun 2015 Indonesia telah mengirimkan kontingen Garudanya sampai dengan kontingen Garuda yang ke duapuluh enam (XXVI).

C. Peran Indonesia dalam Konga
Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda (KONGA) sebagai sumbangan terhadap PBB untuk menciptakan perdamaian dunia.

4. Association of South East Asia Nations (ASEAN)

ASEAN (Association of South East Asia Nations), atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (PERBARA), merupakan organisasi kerja sama regional negara-negara Asia Tenggara di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Meskipun organisasi ini bertekad mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara dari pengaruh asing, tetapi bukan merupakan organisasi politik. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang berdirinya ASEAN.

A. Latar Belakang

Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa faktor diantaranya:
a) Faktor Intern, yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara-negara baru di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya banyak memiliki persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
b) Faktor Ekstern, yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos, dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan membentuk ASEAN.

B. Tujuan

Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967 adalah:
a.  Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
c.  Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam masalah ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
d. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, professional, teknik, dan administrasi.
e.  Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
f.  Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara.
g.   Memelihara kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi internasional dan regional yang ada dan bertujuan serupa.

C. Tokoh

1.    Adam Malik (Indonesia)
2.    Tun Abdul Razak (Malaysia)
3.    Thanat Koman (Thailand)
4.    Narciso Ramos (Filipina)
5.    S. Rajaratnam (Singapura)

D. Peran Indonesia dalam ASEAN

a.  Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.
b. Indonesia berusaha membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian dalam masalah Indocina. Pada tanggal 15-17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk membahas penyelesaian pertikaian Kamboja.
c.  Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali pada tangga 23-24 Februari 1976.
d. Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia ditunjuk sebagai tempat kedudukan Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jendral Pertama adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudia digantikan oleh Umarjadi Njotowijono.
e.  Indonesia menjadi tempat pembuatan pupuk se-ASEAN, tepatnya di Aceh yang nantinya akan digunakan negara-negara ASEAN.
f.  Pada KTT ASEAN ke-9 tanggal 7-8 Oktober 2003 di Bali, Indonesia mengusulkan pembentukan komunitas ASEAN (Asean Community). Komunitas ini mencakup bidang keamanan, sosial – kebudayaan, dan ekonomi.
g.   Menjadi tuan rumah pertemuan khusus pasca gempa bumi dan tsunami pada Januari 2005. pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan tindakan-tindakan mengatasi bencana tsunami pada 26 Desember 2004.

E. Dampak/Hasil ASEAN


  1. Harga-harga kemungkinan akan lebih murah, karena ketersediaan barang lebih besar dan proses pengadaan berbiaya murah.
  2. Sektor wirausaha akan terbuka lebar, relasi bisnis dan pasar lebih terbuka seiring luasnya jangkauan pasar dan penyebaran produk.
  3. Bahan baku industri lebih banyak variasi sumber dan harga dan tidak lagi dikuasai perusahaan impor.
  4. Dengan luasnya akses informasi bisnis, produk yang mungkin kurang laku di Indonesia bisa saja laku di Thailand, Malaysia, ataupun di negara luar lainnya. 
  5. Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas.
  6. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.
  7. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor .